Hadits Pernikahan
- “Sesungguhnya,
apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan
isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah
akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila
seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka
berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)
- “Shalat
2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada
70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam
kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
- “Nikah
itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” (HR. Ibnu
Majah, dari Aisyah r.a.)
- “Empat
macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai
wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi)
- “Janganlah
seorang laki-laki berdua-duan (khalwat) dengan seorang perempuan, karena
pihak ketiga adalah syaithan” (HR. Abu Dawud)
- “Wahai
para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka
hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu,
maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi
perisai baginya” (HR. Bukhari-Muslim)
- “Janganlah
seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya.
Janganlah salah seorang diantara kita berkhalwat, kecuali wanita itu
disertai mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah
Ibnu Abbas ra).
- “Dunia
ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup
adalah istri yang sholihah” (HR. Muslim)
- “Jika
datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya,
maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” (
H.R. At-Turmidzi)
- “Barang
siapa yang diberi istri yang sholihah oleh Allah, berarti telah ditolong
oleh-Nya pada separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia
bertaqwa pada separuh yang lain” (HR. Al-Hakim dan At-Thohawi)
- “Tiga
golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1. Orang yang berjihad /
berperang di jalan Allah. 2. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3.
Pemuda / I yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
- “Wahai
generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah,
karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara” (HR.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
- “Kawinlah
dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku
akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)
- “Saling
menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah
(keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah
umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)
- “Seburuk-buruk
kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah
yang tidak menikah” (HR. Bukhari)
- “Diantara
kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian
kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup
membujang” (HR. Abu Ya’la dan Thabrani)
- “Barangsiapa
yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun
buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu
dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya,
Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena
kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi
wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya,
Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya
atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi
barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)
- “Janganlah
kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu
membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya
mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi
nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh,
meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
- “Dari
Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. Telah bersabda : Sesungguhnya perempuan
itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya
; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
- “Wanita
yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR.
Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)
- “Jangan
mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan
takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali
pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)
- “Sesungguhnya
berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)” (HR.
Ahmad)
- “Dari
Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa
keIslamannya” (Ditakhrij dari An Nasa’i)
baca
selengkapnya di ; http://azizdesign.wordpress.com/
40 Hadits Qudsi
- Hadits Ke – 1:
Diriwayatkan
dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah saw “Ketika Allah
menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk
diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku”
(diriwayatkan oleh Muslim begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu
Majah)
- Hadits Ke – 2:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a.,
bahwasanya Nabi saw bersabda, telah Berfirman Allah ta’ala: Ibnu Adam
(anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak
untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun
kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan menciptakankan aku
kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah
mati)”, aadpun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil
seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala
sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak
ada bagiku satupun yang menyerupai”. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
begitu juga oleh an-Nasa-i)
- Hadits Ke – 3:
Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid
al-Juhniy r.a, beliau berkata, Rasulullah saw memimpin kami shalat shubuh di
Hudaibiyah, diatas bekas hujan yang turun malamnya, tatkala telah selesai, Nabi
saw menghadap kepada manusia (jama’ah para shahabat), kemudian beliau
bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian?”, (para
sahabat) berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”, Rasulullah bersabda,
“(Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman) Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang
beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, adapun orang yang mengatakan, ‘kami telah
dikaruniai hujan sebab keutamaan Allah (fadlilah Allah) dan kasih sayang-Nya
(rahmat-Nya), maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada
bintang – bintang’; dan adapun yang berkata, ‘kami telah dikaruniai hujan sebab
bintang ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir kepada-Ku dan
beriman kepada bintang – bintang’ ”. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
begitu juga oleh an-Nasa-i)
- Hadits Ke – 4:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, “Allah Telah Berfirman,’Anak –
anak adam (umat manusia) mengecam waktu; dan aku adalah (Pemilik) Waktu; dalam
kekuasaanku malam dan siang’ ” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga
Muslim.)
- Hadits Ke – 5:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah saw “Telah berfirman Allah tabaraka
wa ta’ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur), Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri,
Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal
menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya” (Diriwayatkan
oleh Muslim dan begitu juga oleh Ibnu Majah)
- Hadits Ke – 6:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a,
beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
salah seorang yang pertama di hisab di hari kiamat adalah seorang lakilaki yang
mati syahid (gugur dalam peperangan); kemudian disebutkan baginya semua
kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia mebenarkannya. Kemudia
Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya kepadanya, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan
nikmat itu?’, lelaki itu menjawab, ‘Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid’;
Allah menjawab, “Kamu berdusta, (akan tetapi sesungguhnya) engkau berperang
agar orang menyebutmu pemberani, dan (orang – orang) telah menyebutkan demikian
itu, kemudian diperintahkan (malaikat) agar dia diseret di atas wajahnya hingga
sampai di neraka dan dilemparkan kedalamnya”. Dan (selanjutnya adalah) seorang
laki – laki yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya serta dia membaca
al-Quran, kemudian dia didatangkan, kemudian disebutkan nikmat – nikmat yang
diberikan kepadanya dan dia membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, ‘Apa yang
kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?’ lelaki itu menjawab, ‘Aku mencari
ilmu dan engamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca al-Quran
karena-Mu’. Allah berfirman, “kamu berdusta, (akan tetapi) kamu mencari ilmu
itu agar disebut sebagai ‘alim (orang yang berilmu), dan kamu membaca al-Quran
agar orang menyebutmu qari’, dan kamu telah disebut demikian itu (alim &
qari’)” kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya
hingga sampai di neraka dan di masukkan kedalam neraka” Dan (selanjutnya)
seorang laki – laki yang diluaskan (rizkinya) oleh Allah. Dan dikaruniai
berbagai harta kekayaan. Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat –
nikmat yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu
wa ta’ala berfirman, “Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat – nikmat itu?”,
lelaki itu menjawab, “Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain
aku menginfakkan hartaku untuk-Mu”; Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Kamu
berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu dermawan, dan
kamu telah disebut demikian”. Kemudian diperankkan (malaikat) kepadanya, agar
dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai dineraka dan dimasukkan kedalam
neraka. (HR. Muslim dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasai)
- Hadits Ke – 7:
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir r.a.,
beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap
seorang pengembala kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia
mengumandangkan adzan untuk sholat dan mengerjakan sholat, kemudian Allah ‘azza
wa jalla (Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur) berfirman, ‘Lihatlah hambaku ini,
dia mengumandangkan adzan dan menegakkan sholat (iqomat) karena takut
kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan
memasukkannya kedalam surga’” (Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad
yang shahih.)
- Hadits Ke – 8:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a.
Bahwasanya nabi saw bersabda, “Barangsiapa mengerjakan sholat dengan tanpa
mebaca, di dalam sholatnya, umm al-Quran (surah al-Fatihah), maka sholatnya
kurang (diucapkan beliau tiga kali, sebagai penegasan), tidak sempurnalah
sholatnya.” kemudian disampaikan kepada Abi Hurairah, sesungguhnya kami berada
di belakang imam, maka beliau berkata, bacalah dengannya (ummum Quran) untuk
dirimu sendiri (sebagai makmum tetap membaca al-fatihah), karena sesungguhnya
aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku
membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku
apa yang dia mohonkan, maka ketika hambaku berkata (Segala Puji Hanya Bagi
Allah, Tuhan semesta alam) Allah ‘azza wa jalla berfirman, Hambaku telah
memuji-Ku, dan ketika seorang hamba berkata, (Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang) Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Hambaku telah memujiku’, dan ketika
seorang mengucapkan, (Yang Menguasai di Hari Pembalasan), Allah berfirman,
‘Hambaku telah memuliakan Aku’ – dan (Abu Hurairah) pernah mengatakan (dengan
redaksi), ‘Hambaku telah berserah diri kepadaku’, dan ketika seseorang berkata,
(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon
pertolongan), Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘ini adalah bagian-Ku dan
bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya’, dan ketika seseorang
berkata,: (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
‘Ini adalah bagi hambaku, dan bagi hambaku apa yang dia pinta ‘ ”
(diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Malik, Imam Tirmidzi,
dan ImamAbu Dawud, Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah)
- Hadits Ke – 9:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.,
beliau berkata, telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya perkara/amal seorang
hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya (shalatnya) baik,
maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses, dan seandainya (sholatnya)
buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan merugi, dan seandainya kurang
sempurna shalat fardlunya, Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘lihatlah apakah
bagi hambaku ini (ada amal) sholat sunnah (mempunyai sholat sunnah) yang bisa
menyempurnakan sholat fardlunya,’ kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang
lainnya juga diberlakukan demikian ” (Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi,
dan begitu juga oleh Abu Dawud dan Imam An-Nasai dan Ibn Majah serta Imam
Ahmad.)
- Hadits Ke – 10:
Diriwayatkan
dari Abi Hurairah r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda, ”Allah Azza wa Jalla
berfirman, ‘Puasa itu untukku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya,
disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta minumnya karena-Ku,
dan puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan,
yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya,
dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau minya
misk/kesturi’ ” (Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim,
dan Imam Malik, dan Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah.)
baca
selengkapnya di ; http://azizdesign.wordpress.com/