Assalamu
‘Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Salam
Cinta dan Hormat.
Al-Hamdulilah,
kita bertemu kembali dalam surat yang kedua ini.
Teriring
do’a semoga ibu dan bapak senantiasa sehat wal afiat,
berada
dalam lindungan Allah selalu. Amin.
Dan bila
ada yang agak terganggu kesehatannya,
semoga
segera diberi kesembuhan oleh Allah Yang Maha Penyayang. Amin.
Dan Insya
Allah, ananda akan mengajarkan kepada bapak dan ibu
do’a dan dzikir dikala kita sakit.
Kali ini
ananda akan menjawab pertanyaan yang mungkin terbetik di hati sebagian ibu dan
bapak : Mengapa nak Hidayat mengirim surat cinta kepada orang-orang tua yang
kebanyakannya tidak dikenal oleh nak Hidayat, dan yang menerima surat itu-pun
tidak kenal dengan nak Hidayat ? Kemudian, mengapa nak Hidayat mengatakan cinta
dan cinta kepada orang-orang tua yang tidak dikenalnya ?
Jawabannya
ialah : Itulah cinta kasih yang diajarkan oleh Agama kita. Kita diwajibkan oleh
Allah dan Rasul-Nya untuk saling mencintai karena Allah semata, tanpa memandang
suku, bangsa, bahasa, warna kulit,
kaya,
miskin, tua dan muda.
Bukankah
kita dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada setiap muslim yang kita jumpai,
kenal ataupun tidak kenal ?. Nah, ucapan salam itu sesungguhnya ungkapan cinta
yang mendalam, namun masih kurang dihayati, sehingga masih kurang efektif dalam
menebar cinta di masyarakat.
Selain
itu, Agama kita mewajibkan kita untuk menghargai orang yang lebih tua,
dan
menyayangi orang yang lebih muda.
“ Bukan
golongan kami, orang yang tidak menghargai yang lebih tua dan tidak menyayangi
yang lebih muda dari sesama Umat Islam”
Demikian
sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam Hadits yang Shahih.
Nilai
cinta tulus dan penghargaan suci ini
sudah
mulai pudar di masyarakat kita.
Kebanyakan
cinta yang yang berlaku sekarang, selalu berkonotasi
nafsu
birahi, harta kedudukan, hubungan bisnis,
basa-basi
penghias bibir, janji palsu tanpa bukti.
Saling
menghargai demikian pula, seringkali tidak lepas dari kepentingan-kepentingan
duniawi yang sangat sementara. Jadi orang yang tidak kita perlukan, seringkali
tidak dihargai. Bahkan ketakburan sebagian orang sampai membuat lupa
orang-orang yang sangat berjasa dalam hidupnya. Bukankah kita sering melihat
anak yang durhaka kepada ibu bapaknya ? Atau pengusaha sukses, atau pejabat
yang kaya, lupa pada pengasuhnya di kala ia masih kecil ? Lupa pada orang-orang
yang berjasa mengantarkannya kepada kesuksesannya saat ini ?
Na’udzu
Billlah, Na’udzu Billah.
Fenomena
inilah yang mendorong lahirnya surat cinta ini.
Semoga
surat cinta ini diberkahi oleh Allah,
dapat
memberi manfaat kepada ibu dan bapak.
Lain kali kita berjumpa lagi, Insya Allah.
Wassalamu ‘Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Hormat nanda, Zainul
Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar