Social Icons

Senin, 29 Oktober 2012

Pemanfaatan TI Untuk Kemajuan Dakwah

“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan kepada para penganut agama Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun.

Sebelum Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan secara lisan. Baru pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai dilakukan secara tertulis. Pada saat itu Al-Qur’an sebagai kita suci Islam mulai dibukukan, digandakan dan disebarluaskan ke imperium-imperium Islam di penjuru dunia.

A. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga:
• lebih cepat
• lebih luas sebarannya
• lebih lama penyimpanannya
Agar lebih mudah memahaminya kita lihat perkembangan teknologi informasi. Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya. Setelah ucapan itu selesai maka informasi berada ditangan si penerima. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Sampai jarak tertentu meskipun masih terdengar informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.

Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.

Adanya alfabet dan angka arabik memudahkan penyampaian informasi dari yang sebelumnya satu gambar mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau penulisan angka yang tadinya MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi ini memudahkan penulisan informasi.

Teknologi percetakan memungkinkan pembuatan pintu informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer bahkan membuat informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

B. Media Massa sebagai Sarana Dakwah

Bagi media massa, tidak terkecuali televisi, apalagi yang memang ‘hidup’-nya hanya melalui iklan, momen penting seperti Ramadhan yang meniscayakan perhatian publik lebih besar, sah-sah saja melakukan ‘transaksi’ bisnis melalui iklan. Jadi, cukup beralasan apabila kemudian mereka membaca peluang ini sebagai sarana untuk mengeruk keuntungan.

Ironisnya, lantaran aspek bisnis menjadi prioritas, substansi yang ingin disampaikan kepada audiens, tereduksi sedemikian rupa. Kondisi inilah, menurut hemat penulis, yang kemudian semestinya membuat umat Islam pastas gelisah. Gelisah, sebab sebagai publik yang memiliki hak mendapatkan tontonan yang mencerdaskan (Denis McQuail, 2002), justru sebaliknya hanya mendapatkan tontonan yang kering tanpa makna.

Islam sangat memperhatikan penyebaran informasi yang benar dan sebaliknya juga mengecam penyebaran informasi yang menyesatkan, menimbulkan fitnah, membuat kekacauan dan menimbulkan implikasi kerusakan moral dan sosial. Dalam konteks Islam, informasi jelas mempunyai kedudukan yang sangat strategis, terutama dalam konteks dakwah Islamiyah sebagai upaya menyebarluaskan nilai-nilai religiusi kepada umat manusia. Informasi yang berkembang diharapkan tidak menciptakan dan menyebarkan informasi yang menyesatkan sehingga citra kebenaran menjadi menyimpang.

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang mengakibatkan perubahan tata nilai dan budaya manusia ke arah tata kehidupan yang bersifat rasional dan fungsional, pemanfaatan media untuk menyampaikan pesan kebajikan merupakan potensi penting dan langkah strategis yang harus mendapat perhatian proporsional. Jadi, sistematika dakwah konvensional yang sebelumnya sangat verbalistik, perlu perubahan paradigma seiring tumbuhnya media informasi ini.

selengkapnya buka di :
http://mafazaif.wordpress.com

Tidak ada komentar:

SIAPA PELATIH SRIWIJAYA FC ?