“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal
tersebut berintikan ajakan kepada para penganut agama Islam untuk
senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan
bagi sesama, kapanpun dan dimanapun.
Sebelum Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan
secara lisan. Baru pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Utsman
bin Affan, sahabat Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai
dilakukan secara tertulis. Pada saat itu Al-Qur’an sebagai kita suci
Islam mulai dibukukan, digandakan dan disebarluaskan ke
imperium-imperium Islam di penjuru dunia.
A. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi
dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa
manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima
sehingga:
• lebih cepat
• lebih luas sebarannya
• lebih lama penyimpanannya
• lebih luas sebarannya
• lebih lama penyimpanannya
Agar lebih mudah memahaminya kita lihat
perkembangan teknologi informasi. Pada awal sejarah, manusia bertukar
informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa
memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang
lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan
sebentar saja, yaitu saat si pengirim menyampaikan informasi melalui
ucapannya. Setelah ucapan itu selesai maka informasi berada ditangan si
penerima. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Sampai jarak
tertentu meskipun masih terdengar informasi yang disampaikan lewat
bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui
gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini
bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi
yang ada bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba
masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba)
memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Adanya alfabet dan angka arabik memudahkan penyampaian informasi dari
yang sebelumnya satu gambar mewakili suatu peristiwa dibuat dengan
kombinasi alfabet, atau penulisan angka yang tadinya MCMXLIII diganti
dengan 1943. Teknologi ini memudahkan penulisan informasi.
Teknologi percetakan memungkinkan pembuatan pintu informasi lebih
cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer bahkan
membuat informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas
dan lebih lama tersimpan.
B. Media Massa sebagai Sarana Dakwah
Bagi media massa, tidak terkecuali televisi, apalagi yang memang ‘hidup’-nya hanya melalui iklan, momen penting seperti Ramadhan yang meniscayakan perhatian publik lebih besar, sah-sah saja melakukan ‘transaksi’ bisnis melalui iklan. Jadi, cukup beralasan apabila kemudian mereka membaca peluang ini sebagai sarana untuk mengeruk keuntungan.
Ironisnya, lantaran aspek bisnis menjadi prioritas, substansi yang
ingin disampaikan kepada audiens, tereduksi sedemikian rupa. Kondisi
inilah, menurut hemat penulis, yang kemudian semestinya membuat umat
Islam pastas gelisah. Gelisah, sebab sebagai publik yang memiliki hak
mendapatkan tontonan yang mencerdaskan (Denis McQuail, 2002), justru
sebaliknya hanya mendapatkan tontonan yang kering tanpa makna.
Islam sangat memperhatikan penyebaran informasi yang benar dan sebaliknya juga mengecam penyebaran informasi yang menyesatkan, menimbulkan fitnah, membuat kekacauan dan menimbulkan implikasi kerusakan moral dan sosial. Dalam konteks Islam, informasi jelas mempunyai kedudukan yang sangat strategis, terutama dalam konteks dakwah Islamiyah sebagai upaya menyebarluaskan nilai-nilai religiusi kepada umat manusia. Informasi yang berkembang diharapkan tidak menciptakan dan menyebarkan informasi yang menyesatkan sehingga citra kebenaran menjadi menyimpang.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang mengakibatkan perubahan
tata nilai dan budaya manusia ke arah tata kehidupan yang bersifat
rasional dan fungsional, pemanfaatan media untuk menyampaikan pesan
kebajikan merupakan potensi penting dan langkah strategis yang harus
mendapat perhatian proporsional. Jadi, sistematika dakwah konvensional
yang sebelumnya sangat verbalistik, perlu perubahan paradigma seiring
tumbuhnya media informasi ini.
selengkapnya buka di :
http://mafazaif.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar