Social Icons

Selasa, 16 Oktober 2012

Agar Amal Kita Terjaga




­­الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد

Kita semua telah memahami dan meyakini bahwa tauhid adalah syarat diterimanya setiap amal shaleh kita. Pemahaman dan keyakinan ini, berdasarkan firman Allah Swt:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

"Maka barangsiapa mengharapkan (balasan baik pada) pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia melakukan amal shaleh dan janganlah ia mensyarikatkan Tuhannya dengan sesuatu apapun" QS. Al-Kahfi : 110

Ayat mulia ini menjelaskan bahwa balasan kebaikan pada pertemuan dengan Allah di akhirat nanti, hanya dapat diraih dengan ibadah yang berdasarkan tauhid. Amal shaleh yang suci dari seluruh bentuk syirik.

Ibnu Abbas Ra pernah mengatakan:

"Ayat mulia ini diturunkan oleh Allah Swt karena ada seorang sahabat Nabi Saw yang bernama Jundub bin Zuhair Al-Ghamidi Ra, pernah mengatakan di hadapan Rasulullah Saw: "Saya melakukan satu amal karena Allah, tapi bila ada orang yang memperhatikan amalku itu, saya juga gembira". Lalu Rasulullah Saw bersabda:

إِِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ، لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا، وَلاَ يَقْبَلُ مَارُوْئِيَ فِيْهِ

"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik.
Dan tidak menerima amal yang bercampur dengan riya'"

Pada riwayat lain, dikisahkan oleh Mujahid Ra, beliau mengatakan:

"Pernah datang seorang laki-laki kepada Nabi Saw, lalu mengatakan: "Ya Nabi Allah, sesungguhnya aku senang bersedekah dan bersilaturrahim. Aku melakukan itu karena Allah Swt. Tetapi, bila amalku itu disebut-sebut oleh orang lain, dan mereka memujiku dengan amal itu, saya bahagia dan bangga. Bagaimana ini ya Rasulullah? Rasulullah Saw diam, tidak menjawab. Lalu turunlah ayat yang mulia ini, pada ayat terakhir dari surah Al-Kahfi.

Riwayat-riwayat shahih yang menjelaskan tentang penyebab turunnya ayat mulia ini, memberi penjelasan kepada kita tentang maksud dan tujuan dari ayat mulia tersebut. Salah satu pesan yang sangat jelas ialah pentingnya kewaspadaan terhadap syirik, terutama riya'.

Kita bersyukur kepada Allah bahwa kita telah dijauhkan oleh Allah dari syirik-syirik besar seperti pemberian sesajen ke kuburan, bertawassul dengan arwah para Nabi dan para wali, tawaf di kuburan, meskipun semua itu masih harus merisaukan dan memprihatinkan kita, karena syirik-syirik akbar itu masih dilakukan oleh beberapa kalangan di masyarakat kita, termasuk menanam kepala sapi pada saat peresmian jembatan/bangunan, memecahkan kendi yang berisi air pada saat akan melakukan ekspor barang, atau peresmian penggunaan pesawat, melakukan ritual menyembelihan dan persembahan sebelum menanam padi dan memanen, turun ke laut bagi nelayan, dan sebagainya. Semua bentuk persembahan kepada arwah dan makhluk halus, untuk tujuan keselamatan, kesuksesan, kesembuhan, dan penolak bala, adalah syirik yang meruntuhkan amal. Allah Swt berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ

"Sungguh telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan telah diwahyukan pula kepada (Nabi-nabi) sebelum kamu: "Jika engkau melakukan syirik, niscaya pasti runtuh amalmu, dan sungguh pasti engkau termasuk orang-orang yang rugi".
QS. Azzumar: 65

Ayat mulia ini sangat tegas menyatakan bahwa dosa syirik pasti meruntuhkan amal. Bahkan para Nabi sekalipun, diultimatum dengan runtuhnya amal akibat dosa syirik. Apalagi kita, yang bukan Nabi, yang banyak lalai, yang bergelimang dosa dan kedurhakaan, yang sangat lemah menghadapi hawa nafsu dan syetan. Jadi, kita wajib waspada. Kita wajib berhati-hati dan senantiasa mengingatkan orang-orang dekat kita dan masyarakat kita tentang bahaya syirik.

Selain fenomena syirik yang telah disebutkan tadi, ada pula fenomena syirik yang lain yang juga digemari oleh masyarakat kita, bahkan turut mengotori halaman-halaman koran setiap hari, yaitu fenomena perdukunan dan paranormal. Fenomena perdukungan dan paranormal yang dimaksud ialah yang bekerja sama dengan jin untuk tujuan pengobatan, penyelamatan dari bahaya, peramalan nasib, rezeki, jodoh, pencurian, bahkan dukun dan paranormal juga memberi bantuan untuk kaya dan sukses  di segala bidang.  Profesi ini, dibenci oleh Allah dan RasulNya. Karena profesi ini sangat erat kaitannya dengan sihir dan meminta bantuan jin. Bahkan Rasulullah saw sangat tegas menyatakan kekafiran orang yang mempercayai dukun dan tukang ramal.
 Beliau bersabda dalam hadis shahih:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا وَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ
بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

"Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal dan ia percaya pada apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw" HR. Al-Bukhari

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً

"Barangsiapa mendatangi tukang ramal, niscaya tidak diterima shalatnya empat puluh malam" HR. Muslim

Fenomena syirik tidak hanya sampai di sini. Syirik dalam bentuk azimat/jimat-jimat, juga sangat memasyarakat. Yaitu mantra-mantra tertulis, atau gambar-gambar, coretan-coretan, huruf-huruf tertentu, nama-nama tertentu, yang diyakini menyelamatkan, digantung di atas pintu, digantung di mobil, diikatkan di badan, disimpan di dompet, di laci. Itu semua adalah azimat. Dan azimat itu syirik.

Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

"Barangsiapa yang menggantungkan azimat, niscaya ia telah berbuat syirik" HR. Bukhari

Kewaspadaan kita terhadap syirik, mengantar kita untuk mengingatkan masyarakat bahwa ramalan bintang/zodiak/ramalan kondisi dan masa depan seseorang berdasarkan tanggal kelahiran, itu juga syirik! Jangan baca ramalan itu di koran dan di majalah. Ingkarilah ramalan itu. Usulkanlah supaya ramalan itu, demikian juga dengan iklan paranormal, tidak lagi dimuat di koran-koran dan majalah-majalah kita. Usulkanlah agar tayangan-tayangan perdukunan, paranormal, sihir, di hapuskan dari layar TV kita. Semua itu merusak aqidah umat. Semua itu mengundang murka dan adzab Allah Swt. Naudzubillah.

Kewaspadaan kita terhadap syirik, menyadarkan kita untuk selalu memasang niat ikhlas pada setiap amal ibadah kita. Bahkan, kita menghadirkan niat ikhlas di hati pada setiap aktifitas positif kita setiap saat. Inilah perjuangan kita. Inilah ibadah hati yang menanti perhatian dan keseriusan kita.

Inilah kiat efektif untuk menghindari kelalaian. Inilah cara yang terbaik untuk menjauhi riya'. Sebab, setiap kali ada keinginan untuk dipuji orang, kita beristighfar dan meluruskan kembali niat kita. Mari selamatkan amal ibadah kita dengan tauhid. Mari selamatkan diri kita dengan menjauhi dan mewaspadai syirik dalam berbagai bentuknya.

Mari menyelamatkan umat kita dari fenomena syirik, budaya syirik dengan cara yang damai dan bijak.

Mari membaca kaffarah riya' (penghapus riya') do'a perlindungan dari syirik yang diajarkan oleh Rasulullah Saw:

اَلَّلهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ

"Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari bahwa kami mensyarikatkan Engkau dengan sesuatu, sedang kami mengetahuinya. Dan kami memohon ampun kepadaMu dari (syirik) yang tidak kami ketahui" Amin.

Mari membaca do'a ini mari mengajarkannya kepada orang lain. Selamat berjuang menegakkan tauhid dan menjauhi syirik.

Tidak ada komentar:

SIAPA PELATIH SRIWIJAYA FC ?