Ilusi
Hari ini ada yang datang....
Hari ini ada yang kutunggu...
dan hari ini ada yang menjemput hati ku...
Kupejamkan mata ini, ingin kurasakan apa yang datang
Semua tampak samar dan hampir tak terlihat
Entah apa dan siapa yang kutunggu
Siapa pun yang datang menjemput hati ini, aku pun tak tau....
Kucoba untuk mengenali dan meraba apa yang ada didepan mata hati ku...
Terasa ada hembusan angin sejuk yang datang membelai wajah yang telah
membiru
Begitu lembut dan begitu indah saat dirasakan
Kuterus berdiam ditempat, kutetap menikmati apa yang datang..
Semakin indah dan menyejukaan mata hati ku
Kumemberanikan diri untuk melangkahan kaki, satu langkah lagi...
Angin pun terus melambai-lambai menyapu halus wajah ini
Badan terasa terbang melayang, disaat hembusan angin membisikan
kata-kata sayang dan cinta....
Kumasih disini, masih menunggu sesuatu yang indah itu datang menjadi
kenyataan
Kuyakin semua ini tak akan pernah datang untuk menjemput mata hati ku...
Kuyakin semua ini hanyalah sementara..
Semua mimpi indah itu akan lenyap setelah mentari terbit diufuk
sana
Semua akan kembali seperti sedia kala, dingin dan hambar.....
Kembali ku berdiam disudut malam yang telah mebiru dan hampa
Kubuka mata hatiku perlahan-lahan, ternyata semua ini hanyalah
sebuah ilusi belaka...
Sebuah ilusi yang akan selalu datang bila hati ini mengharapkan
sesuatu yang tak pernah pasti......
----------------------------------------------------------------------------------------------
Matamu
Aku bermimpi
Dan dalam mimpiku
Aku bermimpi
Dan dalam mimpiku
Kulihat matamu
Yang mengisi hatiku dengan surga
Aku melayang
Dan di langit
Kulihat matamu
Yang menjawab semua kerinduanku padamu
Hidupku di alam khayal
Yang tiada perubahan
Tiada patah hati
Tapi kini kau raih tanganku
Dan kau buat 'ku mengerti
Dua mimpi
Bisa bersatu selamanya
Pagi hari
Ketika 'ku bangun
Kulihat matamu
Itulah alasanku
Itulah jawabanku kini:
Karena aku mencintaimu
Satu yang membuat mimpiku nyata
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sepercik Asa
Kemarin........
Mendung itu datang silih berganti dengan badai dan petir
Air ditelaga kecil itu berkecamuk dengan emosi dan nafsu
Perahu-perahu yang mengambang diatasnya turut bergoncang tak
terkendali.
Kemudian......
Mendung itu berjalan perlahan-lahan
Ada seberkas cahaya kehidupan diantara badai dan petir
Air ditelaga itu tampak lebih tenang dari kemarin
Berangsur-angsur semua terlihat kembali seperti semula
Dan......
Hari ini.......
Mendung telah datang dan menari-nari dibalik awan nya yang
putih
Mendung itu telah sirna, badai itu telah berlalu
Selamat datang mentari, sinari kehidupan dengan cahaya
keemasan mu
Tetap lah bersinar, jangan biarkan mendung itu datang lagi
Biarkan semua menjadi tenang dan terkendali
Biarkan perahu-perahu kecil itu berlayar kesamudra yang
lebih luas dengan sejuta harapan dan masa depan yang lebih
cerah dan pasti dari hari kemarin.....
-----------------------------------------------------
Nyayian
Sang Pejuang
Aku Datang Menguak Fajar
Katakana
Padaku Wahai Hari
Apa Yang
Dapat Ku Berikan
Pada Sejarah
Hari Ini.
Aku Datang
Mengantar Senja
Katakana
Padaku Wahai Malam
Berapa
Bintang Kau Perlukan
Untuk Menerangi
Langitku.
Inilah
Lagu Cinta Dan Kehormatan
Yang Ku
Nyayikan Dengan Tekad
Wahai Ummat
Wahai Bangsa
Aku Selalu
Ada Disini
Saat Darah
Saat Air Mata
Aku Datang
Mengantar Ummat
Pada Gerbang
Sejarah Baru
===============-----===============
Keluarlah Wahai Saudara Ku
Saudaraku
Kau Tau Bencana Datang Lagi
Porak Lagi
Negeri Ini
Hilang
Sudah Selera Orang - Orang Untuk Mengharap
Sementara
Jiwa – Jiwa Nelangsa Itu
Sudah Sedari
Lama Berbaris – Baris Memanggil Mangil.
Keluarlah
– Keluarlah Wahai Saudara Ku
Dari Kenyamanan
Mihrab Mu
Dari Kehusuan
I’tikabmu
Dari Keakraban
Sahabat – Sahabat Mu
Keluarlah
– Keluarlah Wahai Saudara Ku
Dari Keheningan
Mesjid Mu
Bawalah
Roh Sajadahmu Kejalan – Jalan
Ke Pasar
– Pasar Kemajelis Yang Terhormat
Kekantor
– Kantor Pemerintahan
Dan Pusat
– Pusat Pengambilan Keputusan
Keluarlah
– Keluarlah Wahai Saudara Ku
Dari Nikmat
Kesendirianmu
Satukan
Kembali Hati – Hati Yang Bererakan Ini
Kumpulkan
Kembali Tenag – Tenaga Yang Tersiksa Ini
Pinpinlah
Dengan Cahayamu Kafilah Nurani Yang Terlatih
Di Tengah
Badai Gurun Kehidupan .
Keluarlah
– Keluarlah Wahai Saudara Ku
Berdiri
Tegab Di Ujung Jalan Itu
Sebentar
Lagi Sejarah Kan Lewat
Mencari
Actor Baru Untuk Drama Kebenarannya
Sambut Saja Dia
Engkaulah
Yang Ia Cari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar