Dalam
kehidupan keislaman, kita mengalami dua kondisi yang silih berganti, yaitu:
- Kondisi sadar.
- Kondisi tidak sadar.
Pada kondisi sadar, kita mengingat jati diri kita sebagai
hamba Allah yang wajib taat kepada Allah swt. Pada kondisi tidak sadar, kita
lupa bahwa kita adalah hamba yang selalu butuh pada bantuan Allah. Pada kondisi
sadar, kita termotivasi untuk rajin beribadah, rajin beramal, rajin berbuat
amal kepada orang lain. Tapi, pada kondisi tidak sadar, kita merasa malas beribadah,
malas berbuat baik. Pada kondisi sadar, kita banyak berdzikir dan berdo’a.
Tapi, pada kondisi tidak sadar, kita lalai, bahkan menikmati dosa.
Itulah dua kondisi
hidup kita yang silih berganti. Sebagai muslim yang berjuang untuk selalu lebih
baik, kita tentu bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran. Kita selalu
berusaha agar kita senantiasa berada pada kondisi sadar. Kalau kadang-kadang
kita tidak sadar, kita cepat sadar kembali. Berikut ini, beberapa kiat untuk
itu:
- Menghayati hikmah pengulang-ulangan ibadah dalam keseharian kita.
Coba kita renungkan: mengapa kita wajib mengulang-ulangi
shalat lima waktu? Mengapa kita mengulang-ulangi shalat sunnah? Mengapa kita
mengulang-ulangi dzikir sampai ratusan bahkan ribuan kali? Mengapa kita
mengulang-ulangi bacaan Al-Qur’an? Salah satu hikmahnya ialah: mempertahankan
kesadaran! Semua pengulangan- pengulangan itu bertujuan agar kita selalu dalam kondisi sadar. Tidak
lalai. Tidak lupa. Tidak malas. Semua pengulangan-pengulangan itu seharusnya
semakin menambah semangat, semakin meningkatkan sifat rajin dalam kebaikan,
semakin menguatkan jiwa.
Makanya jangan
bosan dengan pengulangan-pengulangan itu, karena semua itu adalah kebutuhan
kita setiap saat. Kapan kita tidak memenuhi kebutuhan itu, kita pasti lemah.
Mari kita renungkan: berapa kali mengulang-ulangi setiap hari do’a dalam surah
Al-Fatihah ayat 6 :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ.
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Sangat jelas bahwa ini bertujuan
untuk mempertahankan kesadaran. Karena kita sadar bahwa dalam keseharian kita,
sangat banyak godaan yang cepat malalaikan kita. Itu pula hikmahnya kita
diperintahkan oleh Allah swt untuk berdzikir dengan dzikir yang banyak. Allah
swt berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً
وَأَصِيلاً.
“Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir
yang sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
QS: Al-Ahzab:
41-42
- Ucapkanlah: saya sangat berbahgia dengan ibadahku ini.
Ini adalah kiat yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kesadaran. Kiat ini mendidik kita untuk menghayati ibadah, amal, kebaikan kita
sebagai sumber kebahagiaan. Jika kita benar-benar bahagia dengan
kebaikan-kebaikan kita, itulah yang mendorong kita untuk selalu berbuat baik.
Sebaliknya, jika kita tidak menemukan kebahagiaan dalam amal ibadah, itulah
penyebab kemalasan. Karena itulah maka kesadaran kita kadang-kadang rendah.
Konkritnya, pada saat kita shalat, katakanlah dalam hati: “Saya bahagia dengan
ibadahku ini”. Pada saat kita berdzikir, katakanlah dalam hati: “Saya bahagia
dengan ibadahku ini”. Pada saat kita mendengar khutbah/ceramah, katakanlah:
“Saya bahagia dengan ibadahku ini”. Demikianlah yang kita ucapkan pada setiap
ibadah dan kebaikan yang kita kerjakan. Yakinlah bahwa kita ini akan melahirkan
semangat ibadah yang sangat luar biasa. Yakinlah bahwa dengan kiat ini hidup
kita akan lebih bahagia dengan kesadaran yang tinggi. Pertanyaannya sekarang:
Apa yang kita bayangkan sehingga kita dapat bahagia hanya dengan ucapan: “Saya
bahagia dengan ibadahku ini”? yang kita bayangkan adalah: jaminan Allah, Allah
swt berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.
” QS: Ar-Ra’ad: 28
Yang kita bayangkan ialah pengampunan dosa-dosa kita. Yang kita bayangkan
ialah kemudahan-kemudahan semua urusan kita. Yang kita bayangkan ialah syurga
yang abadi.
Saya susah, saya sedih, saya menghadapai kesulitan, saya
menghadapai problem, saya gagal, saya jatuh, saya sakit, saya kecelakaan, saya
dapat musibah, semua ini adalah akibat dosa-dosaku. Karena itu saya harus
taubat sekarang juga. Saya yakin bahwa Allah Maha Pengampun. Kiat ini luar
biasa pengaruhnya dalam mendongkrak kesadaran kita. Syaratnya, ucapkan
kalimat-kalimat itu dengan penuh kesadaran dan penghayatan. Ucapkan
kalimat-kalimat itu dengan sebagian dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Ucapkan
kalimat-kalimat itu dengan membayangkan bahwa Allah menjewer kita dengan semua
problem yang kita hadapi ini. Allah menegur kita karena Dia sayang kepada kita.
Allah menegur kita agar kita sadar. Agar kita kembali ke jalan-Nya. Allah
bermaksud membersihkan kita dari noda-noda dosa kita selama ini.
Mari renungkan
ayat-ayat mulia ini:
مَا أَصَابَكَ مِنْ
حَسَنَةٍ فَمِنْ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا.
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan
apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami
mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi
saksi.
” QS: An-Nisa’: 79
Penghayatan
segala kejelekan yang menimpa sebagain akibat dari dosa-dosa kita, akan sangat
memotivasi kita untuk bertaubat, meninggalkan dosa, menyesali dosa, berjanji
tidak mengulangi dosa, memperbanyak istighfar, memperbanyak amal ibadah untuk
menebus semua dosa masa lalu. Allahu Akbar.
Demikian tawaran program kerja untuk kita semua agar kita selalu mengundang
hidayah Allah, bantuan Allah, kasih sayang Allah kepada kita semua. Karena
kesadaran kita hanya bersumber dari rahmat Allah swt. Kesucian kita, hanyalah
karena rahmat Allah swt.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ
الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا
وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka
sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan
keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS. An-Nur : 21
لَانْفَضُّوا مِنْ
حَوْلِكَ
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
QS. Ali Imran: 159
Karena semua
itulah, maka kita mempelajari program kerja yang jelas untuk meraih rahmat
Allah, agar kita mempertahankan kesadaran.
Program kerja ini memerlukan semangat perjuangan. Karena itu mari kita
berjuang. Selamat berjuang Saudaraku. Fastaqim! (beristiqamahlah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar