Social Icons

Kamis, 18 Oktober 2012

Kiat Mempertahankan Kesadaran




Dalam kehidupan keislaman, kita mengalami dua kondisi yang silih berganti, yaitu:

  1. Kondisi sadar.
  2. Kondisi tidak sadar.
 Pada kondisi sadar, kita mengingat jati diri kita sebagai hamba Allah yang wajib taat kepada Allah swt. Pada kondisi tidak sadar, kita lupa bahwa kita adalah hamba yang selalu butuh pada bantuan Allah. Pada kondisi sadar, kita termotivasi untuk rajin beribadah, rajin beramal, rajin berbuat amal kepada orang lain. Tapi, pada kondisi tidak sadar, kita merasa malas beribadah, malas berbuat baik. Pada kondisi sadar, kita banyak berdzikir dan berdo’a. Tapi, pada kondisi tidak sadar, kita lalai, bahkan menikmati dosa.

 Itulah dua kondisi hidup kita yang silih berganti. Sebagai muslim yang berjuang untuk selalu lebih baik, kita tentu bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran. Kita selalu berusaha agar kita senantiasa berada pada kondisi sadar. Kalau kadang-kadang kita tidak sadar, kita cepat sadar kembali. Berikut ini, beberapa kiat untuk itu:

  1. Menghayati hikmah pengulang-ulangan ibadah dalam keseharian kita.
 Coba kita renungkan: mengapa kita wajib mengulang-ulangi shalat lima waktu? Mengapa kita mengulang-ulangi shalat sunnah? Mengapa kita mengulang-ulangi dzikir sampai ratusan bahkan ribuan kali? Mengapa kita mengulang-ulangi bacaan Al-Qur’an? Salah satu hikmahnya ialah: mempertahankan kesadaran! Semua pengulangan- pengulangan itu bertujuan  agar kita selalu dalam kondisi sadar. Tidak lalai. Tidak lupa. Tidak malas. Semua pengulangan-pengulangan itu seharusnya semakin menambah semangat, semakin meningkatkan sifat rajin dalam kebaikan, semakin menguatkan jiwa.

 Makanya jangan bosan dengan pengulangan-pengulangan itu, karena semua itu adalah kebutuhan kita setiap saat. Kapan kita tidak memenuhi kebutuhan itu, kita pasti lemah. Mari kita renungkan: berapa kali mengulang-ulangi setiap hari do’a dalam surah Al-Fatihah ayat 6 :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ.
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”

Sangat jelas bahwa ini bertujuan untuk mempertahankan kesadaran. Karena kita sadar bahwa dalam keseharian kita, sangat banyak godaan yang cepat malalaikan kita. Itu pula hikmahnya kita diperintahkan oleh Allah swt untuk berdzikir dengan dzikir yang banyak. Allah swt berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
QS: Al-Ahzab: 41-42

  1. Ucapkanlah: saya sangat berbahgia dengan ibadahku ini.
Ini adalah kiat yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran. Kiat ini mendidik kita untuk menghayati ibadah, amal, kebaikan kita sebagai sumber kebahagiaan. Jika kita benar-benar bahagia dengan kebaikan-kebaikan kita, itulah yang mendorong kita untuk selalu berbuat baik. Sebaliknya, jika kita tidak menemukan kebahagiaan dalam amal ibadah, itulah penyebab kemalasan. Karena itulah maka kesadaran kita kadang-kadang rendah. Konkritnya, pada saat kita shalat, katakanlah dalam hati: “Saya bahagia dengan ibadahku ini”. Pada saat kita berdzikir, katakanlah dalam hati: “Saya bahagia dengan ibadahku ini”. Pada saat kita mendengar khutbah/ceramah, katakanlah: “Saya bahagia dengan ibadahku ini”. Demikianlah yang kita ucapkan pada setiap ibadah dan kebaikan yang kita kerjakan. Yakinlah bahwa kita ini akan melahirkan semangat ibadah yang sangat luar biasa. Yakinlah bahwa dengan kiat ini hidup kita akan lebih bahagia dengan kesadaran yang tinggi. Pertanyaannya sekarang: Apa yang kita bayangkan sehingga kita dapat bahagia hanya dengan ucapan: “Saya bahagia dengan ibadahku ini”? yang kita bayangkan adalah: jaminan Allah, Allah swt berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.
 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.
QS: Ar-Ra’ad: 28

Yang kita bayangkan ialah pengampunan dosa-dosa kita. Yang kita bayangkan ialah kemudahan-kemudahan semua urusan kita. Yang kita bayangkan ialah syurga yang abadi.

Saya susah, saya sedih, saya menghadapai kesulitan, saya menghadapai problem, saya gagal, saya jatuh, saya sakit, saya kecelakaan, saya dapat musibah, semua ini adalah akibat dosa-dosaku. Karena itu saya harus taubat sekarang juga. Saya yakin bahwa Allah Maha Pengampun. Kiat ini luar biasa pengaruhnya dalam mendongkrak kesadaran kita. Syaratnya, ucapkan kalimat-kalimat itu dengan penuh kesadaran dan penghayatan. Ucapkan kalimat-kalimat itu dengan sebagian dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Ucapkan kalimat-kalimat itu dengan membayangkan bahwa Allah menjewer kita dengan semua problem yang kita hadapi ini. Allah menegur kita karena Dia sayang kepada kita. Allah menegur kita agar kita sadar. Agar kita kembali ke jalan-Nya. Allah bermaksud membersihkan kita dari noda-noda dosa kita selama ini.
 
 Mari renungkan ayat-ayat mulia ini:

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنْ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا.
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
QS: An-Nisa’: 79

            Penghayatan segala kejelekan yang menimpa sebagain akibat dari dosa-dosa kita, akan sangat memotivasi kita untuk bertaubat, meninggalkan dosa, menyesali dosa, berjanji tidak mengulangi dosa, memperbanyak istighfar, memperbanyak amal ibadah untuk menebus semua dosa masa lalu. Allahu Akbar.
Demikian tawaran program kerja untuk kita semua agar kita selalu mengundang hidayah Allah, bantuan Allah, kasih sayang Allah kepada kita semua. Karena kesadaran kita hanya bersumber dari rahmat Allah swt. Kesucian kita, hanyalah karena rahmat Allah swt.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 QS.  An-Nur : 21

لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
 QS. Ali Imran: 159
  
Karena semua itulah, maka kita mempelajari program kerja yang jelas untuk meraih rahmat Allah, agar kita mempertahankan kesadaran.
Program kerja ini memerlukan semangat perjuangan. Karena itu mari kita berjuang. Selamat berjuang Saudaraku. Fastaqim! (beristiqamahlah).

Tidak ada komentar:

SIAPA PELATIH SRIWIJAYA FC ?